Jumat, 04 Oktober 2013

Penggeseran Piala Dunia 2022, Qatar Dituding Perbudakan

Pergeseran waktu, Piala Dunia 2022 kini diguncang isu sensitif terkait munculnya tuduhan praktik perbudakan. Lusinan orang dikabarkan tewas saat membangun stadion untuk gelaran tersebut.
Tuduhan telah terjadi perbudakan dalam pembangunan beragam fasilitas Piala Dunia 2022 muncul di Guardian. Dalam laporannya, media asal Inggris itu menyebut ada 44 pekerja meninggal dunia dalam waktu 4 Juni sampai 8 Agustus 2013 lalu, di mana lebih dari setengahnya disebabkan oleh gangguan jantung, gagal jantung atau kecelakaan kerja. Pekerja-pekerja tersebut berasal dari Nepal.

Investigasi yang dilakukan Guardian juga menemukan kalau ada ribuan pekerja asal Nepal mengalami eksploitasi dan kekerasan saat bekerja, yang mengarah pada perbudakan modern. Guardian mengklaim mendapatkan data tersebut dari kedutaan Nepal yang berada di Qatar. Tuduhan yang muncul menyebut kalau rantai eksploitasi manusia itu berawal dari desa-desa miskin di Nepal sampai pada petinggi-petinggi di Qatar.

"Kami ingin pergi, tapi perusahaan tidak mengizinkan. Saya marah dengan cara perusahaan ini memperlakukan kami, tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa. Saya menyesal datang ke sini, tapi apa yang bisa dilakukan? Kami terpaksa ke sini untuk bisa bertahan hidup, tapi kami tidak beruntung," sahut seorang pekerja asal Nepal yang bekerja membangun Lusail City, sebuah kota baru yang salah satunya akan berdiri stadion berjapasitas 90.000 tempat duduk dan menjadi salah satu tuan rumah pertandingan.

Otoritas Piala Dunia Qatar dengan tegas menyangkal tuduhan tersebut. Dalam pernyataannya mereka menyebut kalau proses pengerjaan beragam fasilitas untuk Piala Dunia 2022 bahkan belum dimulai, jadi tidak mungkin ada aksi perbudakan terkait gelaran akbar tersebut.

"Seperti yang semua orang saksikan di video dan foto, dan membacanya dalam teks, kami terkejut dengan apa yang dipaparkan dalam laporan Guardian. Tak ada alasan buat pekerka apapun di Qatar, atau di tempat lain, untuk diperlakukan seperti itu."
Kesehatan, keselamatan, kesejahteraan dan kehormatan setiap pekerja yang berkontribusi terkait digelarnya Piala Dunia 2022 adalah yang paling penting bagi kami dan kami berkomitmen untuk memastikan kalau event itu akan menjadi katalisator untuk menciptakan lingkungan dan kehidupan yang lebih baik untuk semua pekerja di Qatar, papar otoritas Qatar.

0 komentar:

Posting Komentar